Kamis, 03 Februari 2011

Kegiatan Donor Darah

...My first donate blood...

Pada hari senin, 17 Januari 2011 di Balai PPMHP Makassar, untuk pertama kalinya diadakan kegitan donor darah, aksi sosial tersebut melibatkan pegawai, mahasiswa PKL, dan costumer.  Rencananya kegiatan mulia ini akan dilakukan setiap tiga bulan.

Kegiatan donor darah ini adalah pengalaman yang pertama buat saya, selama ini saya belum pernah melakukannya karena fobia jarum suntik.  Namun karena dorongan ingin beramal dan semangat dari teman-teman akhirnya saya memberanikan diri walaupun deg-degan, dan hasilnya saya bisa mengatasi rasa takut itu dan yang terpenting dari itu semua saya memenuhi syarat untuk mendonorkan darah...Alhamdulillah.

Dari beberapa hasil penelitian didapatkan bahwa orang yang mendonorkan darah secara teratur setiap tiga bulan mempunyai risiko untuk terkena penyakit JANTUNG yang lebih kecil dibanding orang yang tidak mendonorkan darah.
Dengan mengeluarkan darah secara teratur, anda membantu GINJAL anda karena sebagian dari sisa penghancuran darah akan dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal.
Bila anda mendonorkan darah secara teratur, anda akan secara teratur menerima PEMERIKSAAN GRATIS berupa pemeriksaan fisik sederhana dan pemeriksaan terhadap beberapa penyakit menular.
Bila anda mendonorkan darah secara teratur, anda secara teratur mengeluarkan zat-zat berlebih yang mungkin merusak tubuh anda. Zat-zat itu bisa berupa asam urat, kolestrol, dan hal lainnya. Memang ada kemungkinan zat-zat itu untuk meningkat kembali, tetapi dengan mengeluarkannya secara teratur, anda akan membuat tubuh anda mempunyai waktu untuk memperbaiki diri.
Orang-orang yang sudah mendonorkan darahnya sebanyak 100 kali biasanya datang untuk menerima penghargaan SATYA LENCANA BHAKTI SOSIAL langsung dari Presiden RI dalam keadaan sehat dan bugar.
Dengan mendonorkan darah, anda mendapatkan DOA dari orang yang menerima darah anda dan keluarganya. Dan setiap kali anda mendonorkan darah, anda dapat menolong sampai tiga orang. Dengan mendonorkan darah empat kali dalam setahun, besar kemungkinannya ada 40 orang yang mendoakan kebaikan untuk anda.
Yang pasti, anda akan merasa BAHAGIA, karena anda dapat membantu sesama manusia.

Hukum Donor Darah menurut Islam

Hukum mendonorkan darah adalah boleh dengan syarat dia tidak boleh menjual darahnya, karena Rasulullah -Shallallahu alaihi wasallam- bersabda dalam hadits Ibnu Abbas -radhiyallahu anhuma-:
إِنَّ اللهَ إِذَا حَرَّمَ عَلَى قَوْمٍ أَكْلَ شَيْءٍ, حَرَّمَ عَلَيْهِمْ ثَمَنَهُ
"Sesungguhnya jika Allah mengharamkan sebuah kaum untuk memakan sesuatu maka Allah akan haramkan harganya."
Sedangkan darah termasuk dari hal-hal yang dilarang untuk memakannya, sehingga harganya pun (baca: diperjual belikan) diharamkan.
Adapun jika yang membutuhkan darah memberikan kepadanya sesuatu sebagai balas jasanya, maka boleh bagi sang pendonor untuk mengambilnya, tapi dengan syarat, dia tidak memintanya sebelum dan sesudah donor, tidak mempersyaratkannya, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik secara jelas maupun dengan isyarat, baik secara zhohir maupun batin. Kapan dia melaksanakan salah satu dari perkara-perkara di atas, maka haram baginya untuk menerima pemberian dari orang tersebut.

Adapun orang yang membutuhkan darah, sementara dia tidak mendapatkan darah yang gratis, maka boleh baginya membeli darah dari orang lain –karena darurat-, sedangkan dosanya ditanggung oleh yang menjualnya. Wallahu A’lam.
Ini adalah rincian dari Syaikh Abdurrahman bin Mar’i Al-Adani sebagaimana dalam Syarhul Buyu’ min Kitab Ad-Durori hal. 14.

Syaikh Zaid bin Muhammad Al-Madkhali menjawab ketika ditanya dengan pertanyaan di atas, “Jika maslahat pasti terhasilkan, dan tidak timbul mudharat yang parah pada dirinya ketika darahnya dihisap, maka tidak ada larangan untuk mendonorkannya dan di dalamnya ada pahala yang besar, dengan dalil AL-Kitab dan As-Sunnah, berdasarkan firman Allah Ta’ala, “Barangsiapa yang berbuat kebaikan walaupun sekecil semut maka dia akan melihat (pahala)nya, dan barangsiapa yang beramal dengan kebaikan walaupun
sekecil semut niscaya dia akan melihat (balasan) nya.

Juga sebagaimana Nabi -shallallahu alaihio wasallam bersabda, “Allah senantiasa menolong hambanya selama hamba itu menolong saudaranya”. Akan tetapi, tidak boleh menjual darahnya dan memakan hasilnya, wallahu A’lam. Lihat Al-’Aqdil Mandhid hal. 340.
Adapun memasukkan darah ke tubuh orang lain, maka itu adalah haram, karena dia termasuk ke dalam perbuatan memakan darah, sementara Allah -’Azza wa Jalla- berfirman, "Diharamkan atas kalian (untuk memakan) bangkai, darah, daging babi, dan apa yang disembelih untuk selain Allah." (Al-Ma`idah: 3)

Akan tetapi jika keadaannya mendesak dan darurat, sehingga bisa membahayakan nyawa pasien jika dia tidak diberi darah, maka hal itu dibolehkan sesuai dengan kadar yang dibutuhkan. Ini terambil dari dua kaidah yang masyhur di kalangan ulama: Hal yang darurat membolehkan dikerjakannya hal-hal yang dilarang (Adh-Dhoruroh tubihul mahzhuroh), dan hal yang darurat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan (Adh-Dhoruroh tuqaddaru biqadariha).
Ini merupakan kesimpulan dari fatwa Al-Lajnah Ad-Da`imah dan Asy-Syaikh Abdurrahman bin Mar’i Al-Adani, sebagaimana bisa dilihat dalam Syarhul Buyu’ min Kitab Ad-Durori hal. 14. 

(Oleh Ust. Hammad Abu Mu’awiyah).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar